Selasa, 22 November 2011

Pariwiata


Pariwisata diidentikan dengan destinasi wisata yang dikelola manusia untuk menarik manusia lain sebagai pengunjung. Destinasi tersebut selalu terpaut dengan daya tarik alam, lokasi atau atraksi kebudayaan tertentu.dengan tersedianya semua atraksi maka manusia tinggal mengambil manfaatnya saja, dalam artian mengemas nya menjadi paket wisata dan menjualnya.
Yaah begitulah paradigm pariwisata selama ini, manusia sebagai pelaku pariwisata menyiapkan produk & jasa di bidang pariwisata, kekayaan alam  ,keunikan geografis dan keragaman budayamenjadi modal jualan  manusia yang dikemas dalam pariwisata
Paradigm itu tak ubahnya dengan pendekatan manusia terhadap kekayaan alam pada umumnya, digali dari perut bumi dan dijual di pasar, bahwa kekayaan itu akan habis tidak pernah terpikirkan yang penting gali dan gali teruuuusss mumpung ada pembeli..”mentalitas ekstraktif “ pandangan ini jugalah yang menggejala didunia pariwisata kita
Pandangan seperti ini dikarenakan bahwa alam kita memang kaya raya, tinggal gali sedikit saja sudah bisa hidup, jadi ga perlu kerja keras untuk mencari makan.
Beda dengan belahan bumi lain dimana kondisi alamnya begitu menantang.Jika tak bekerja keras dengan penug perencanaan jangan haraap bisa hidup. Tanah kering kerontang, iklim yang ekstrim akan menghempas mereka yang maunya bersantai santai saja
Bila kita lihat Hongkong, yang awalnya hanya suatu pulau karang yang kering nyaris tak bisa ditanami, ataupun Singapura yang juga pulau tanpa kekayaan alam apapun, kini kedua pulai ini menjadi tempat terkaya….
Orang orang dikedua pulau kecil itu terpacu dengan gigihnya untuk mempertahankan eksistensinya sehingga pulau karangpun bisa digarap menjadi tempat tinggal yang penuh dengan rezeki
Begitu juga jika kita melihat Jepang, yang relative miskin natural resources, Negeri sakura ini tidak punya kekayaan alam apapun yang patut diperhitungkan, bahkan minyak bumi pun impor seratus persen, Juga tidak ada logam2 strategis yang tersimpan di perut buminya. Tapi jepang maju sebagai Negara industry, bahkan menjadi negara terkaya diatas bumi setelah Amerika… Pariwisata harus bertolak dari paradigma baru yang SDM sentries, kuncinya ya kembal pada MANUSIA nya, bukan hanya alam atau budaya belaka.Pelaku pariwisata harus menjadi pencipta atraksi pariwisata, harus lebih kratif dan proaktif
Coba kita lihat Singapura…apakah mereka punya daya tarik alam?..waaah ga ada apa2 nya disbanding Negara kita, namun dia bisa meraih devisa yang begitu pasar…mengapa? Lagi2 jawabannya MANUSIA nya, karena mereka trampil menciptakan atraksi atraksi pariwisata yang tidak tergantung kondisi alam, diciptakannlah GREAT SINGAPORE SALE yang mampu menyedot jutaan turis dunia termasuk yang terbanyak dari Indonsia….hehhee
Kehebatan lainnya dari Singapura, pusat wisata cruise di Asia Tenggara adalah Singapur..laaah padahal Singapur tidak punya pulau untuk dilayari  ( selain sentosa island ). Jadi yang sebenarnya mereka juala adalah perjalanan mengitari Negara 2 tetangganya, yakni Thailand, Malaysia dan Indonesia
Untk bisa maju di industry pariwisata maka para pelaku harus menjadi creator/pencipta atraksi pariwisata.
Jika Hongkong dengan MICE nya, New Zaeland dengan adventure tourism nya,, Singapura dengan wisata belanjanya, maka Indonesia harus bisa  menciptakan produk yang unilk dan unggul